Yogyakarta Sebagai Destinasi Terkemuka di Asia Tenggara
Menurut Kepala Dinas Pariwisata DIY, Ir. Aris Riyanta M.Si, Yogyakarta memiliki visi dalam pariwisata yaitu sebagai salah satu destinasi terkemuka di Asia Tenggara pada tahun 2025. Terkemuka berdasarkan keunggulan produk wisata yang berkualitas, berwawasan budaya, berwawasan lingkungan, berkelanjutan dan menjadi salah satu pendorong tumbuhnya ekonomi kerakyatan.
"Dengan visi bersama tersebut, kami pun terus berupaya menjalankan program-program unggulan dan terus mengimbau kepada masyarakat DIY tentang sadar wisata dan sapta pesona. Dalam hal promosi pun, kami saat ini mengutamakan objek-objek wisata yang masih dikelola warga, seperti Breksi dan desa-desa wisata," ujar Aris saat dijumpai di Kantor Dispar DIY belum lama ini.
Ia pun menambahkan, DIY ingin mewujudkan destinasi pariwisata yang berbasis budaya, lingkungan, kreatif dan inovatif, maju berkembang dan mampu menggerakan peningkatan perekonomian masyarakat yang berkelanjutan. Bentuknya bisa berupa destinasi buatan atau desa-desa wisata.
"Ada satu desa wisata kita di Kabupaten Gunungkidul bernama Desa Nglanggeran, desa tersebut sudah dikenal di dunia Internasional setelah mendapat penghargaan di Singapura sebagai desa wisata terbaik dalam hal akomodasinya," ujarnya.
Selain itu, Dinas Pariwisata DIY saat ini memprioritaskan promosi destinasi di wilayah Kabupaten Gunungkidul yang memiliki banyak potensi dari mulai destinasi alam hingga buatan. Kalau untuk potensi alam, Gunungkidul mempunyai banyak spot pantai yang menarik dan masuk dalam Geopark Gunung Sewu.
"Di sana ada banyak sekali spot pantai yang unik, indah, dan menarik seperti Pantai Indrayanti, Pantai Baron, Pantai Siung, Wediombo, Krakal, Sundak, Drini, dan lainnya. Semuanya memiliki pantai yang tenang dengan pasir yang putih. Ke depannya kita akan kembangkan kawasan eksklusif dan berkelas di titik Pantai Siung," terang Aris.
Sementara itu dari segi aksesibilitas, kini Yogyakarta sedang mempersiapkan bandara internasional yang baru di kawasan Kabupaten Kulon Progo.
"Tren wisata saat ini kan 3 A, Airport, Airplane, dan Authorities. Ada bandara, pesawat dan lembaga pengelolanya yakni Angkasa Pura. Nah Jogja sedang membangun bandara internasional yang lebih besar dibanding Adisucipto. Kapasitasnya nanti bisa menampung sampai 15 juta orang dan apronnya dapat menampung hingga 35 pesawat," sambung Aris.
Namun menurutnya, kunjungan wisatawan mancanegara yang menjadi fokus target kunjungan pariwisata DIY tetap tak akan berkembang dengan hanya membangun bandara tanpa ada direct flight dari negara-negara lain.
"Fokus kami memang wisatawan mancanegara untuk mendukung target pemerintah pusat 20 juta wisman di 2019. Sampai tahun 2015, wisman kami mencapai sekira 300 ribu lebih, target 2017 ini naik sekitar 15 persen. Didominasi wisman dari negara-negara Eropa dan Jepang. Kalau untuk wisatawan domestik cukup tinggi mencapai 3,8 juta orang," pungkasnya.
Di akhir perbincangan, Aris Riyanta berharap dapat terwujudnya Yogyakarta sebagai destinasi wisata terkemuka di Asia Tenggara. Terkemuka dengan pariwisata yang berbasis pada budaya. (IG)*