Machu Picchu, Warisan Agung Peradaban Inca
Di ketinggian 2.430 meter di atas permukaan laut, di tengah hutan pegunungan tropis kota kuno ini tertata indah. Dalam bahasa Quechua Machu Picchu diartikan sebagai gunung tua, dikenal pula dengan sebutan Kota Inca yang hilang. Ya, sebuah bangunan perkotaan yang paling agung yang menjadi puncak peradaban dari Kekaisaran Inca. Wajah perkotaan nampak seolah hasil dari pahatan secara alami pegunungan batu dalam waktu yang lama.
Kekaisaran Inca (1438-1533) dikenal pula sebagai peradaban pracolumbus, yakni sudah ada sebelum kedatangan Christoper Columbus. Inca menguasai sebagian besar Amerika Selatan bagian barat yang berpusat di Pegunungan Andes.
Machu Picchu diakui memiliki nilai budaya dan alam yang luar biasa. UNESCO memasukkannya dalam daftar situs warisan dunia pada kategori "mixed sites" tahun 1983. Terhampar di area seluas 32.592 hektar mencakup lereng gunung, puncak dan lembah di sekitarnya, monumen arkeologi begitu spektakuler. Mata akan dimanjakan dengan suasana kota kuno sarat sejarah.
"La Ciudadela" dibangun sekira abad ke-16. Sempat, pada kurun itu Kekaisaran Inca ditaklukan Spanyol. Benteng terbangun dari sekitar 200 struktur untuk pusat keagamaan, upacara, astronomi dan pertanian. Bangunan utamanya adalah Intihuatana, Temple of The Sun, dan Room of The Three Windows. Semua tertata dengan latar punggung bukit yang curam, membentuk teras batu. Konon, bentukan tersebut adalah bagian dari perencanaan kota memisahkan lahan pertanian dan permukiman. Dan, lapang yang luas menjadi pemisah antara keduanya. Namun demikian, hingga kini masih banyak kisah Machu Picchu yang menyimpan misteri.
Machu Picchu mengartikulasikan sebuah karya seni, tata kota, arsitektur dan kemajuan peradaban Inca. Hasil karya yang terintegrasi dengan lingkungan tersebut, seolah bagian dari perluasan bentang alam di kaki Huaya Picchu. Keindahannya memadukan pemandangan dan geomorfologi yang memukau antara alam dan budaya manusia.
Setelah dikuasai Spanyol, kota ini sempat hilang dan kembali ditemukan pada 1911. Penggalian arkelogi dan konservasi dilakukan untuk mempertahankan keasliannya. Kini, tak hanya bagi rakyat Peru, Historic Sanctuary of Machu Picchu telah menjadi destinasi wisata yang banyak dikunjungi masyarakat dari seluruh belahan dunia. (IA)*