Hangatnya Perjalanan Bersepeda Napak Tilas Perjuangan BLA
Tak hanya diikuti anggota di lingkungan internal, night ride sampai dini hari ini pun diikuti penyuka sepeda dari berbagai komunitas serupa. Para onthelis datang dari Kabupaten Bandung, Sumedang, Garut, hingga DKI Jakarta.
Turut pula puluhan peserta dari penyuka sepeda lipat dan sepeda gunung yang terhimpun dalam komunitas maupun perorangan. Bukan hanya dari Kota Bandung, tetapi juga dari luar kota seperti Cikarang Bekasi. Jadinya, dengan banyaknya komunitas yang hadir, perjalanan bosa©h malam semakin hangat dan penuh persahabatan.
"Alhamdulillah perjalanan lancar, seperti kegiatan Napak Tilas Perjuangan BLA di tahun-tahun sebelumnya. Kami Paguyuban Sapedah Baheula Bandoeng tahun ini melakukan perjalanan bersama para pesepeda dari berbagai komunitas seperti MTB dan sepeda lipat," tutur Residen Paguyuban Sapedah Baheula Bandoeng Yahya Johari, di sela kegiatan.
Pria yang akrab disapa Aboy itu berharap, kegiatan rutin tersebut dapat memotivasi anggota khususnya dan masyarakat akan pentingnya memaknai sejarah dan perjuangan para pendahulu di Kota Bandung. Rute ke Bandung selatan dipilih oleh sebab dulu menjadi salah satu daerah yang dituju para pengungsi setelah Kota Bandung dibumihanguskan.
Para pesepeda memulai perjalanan dari Museum Mandala Wangsit Siliwangi di Jalan Lembong 38 Kota Bandung pukul 20.00 WIB dan dilepas salah seorang veteran, Sumardi dari LVRI Kota Bandung. Pesepeda kemudian mengayuh ideal menyusuri selatan Bandung melewati Bojongsoang, Dayeuhkolot, Baleendah, Banjaran, Soreang, Kopo dan kembali finis di titik awal menjelang fajar. (IA)*