Keraton Surosowan, Kediaman Para Sultan Banten

JELAJAH NUSA - Keraton Surosowan dibuat sebagai tempat kediaman para Sultan Banten. Dibangun pada tahun 1552 sampai 1526 di masa pemerintahan Sultan Maulana Hasanuddin (1552-1570). Ia adalah putra pertama Sunan Gunung Jati yang dikenal sebagai sultan pertama Kesultanan Banten.

Bangunan megah yang terbuat dari batu karang dan batu bata merah tersebut, berdiri di atas lahan seluas 4 hektare. Di tengahnya terdapat kolam persegi empat, konon sebagai tempat pemandian para putri.

Berdasarkan sumber dari Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Serang, disebutkan Keraton Surosowan dikelilingi benteng dengan tinggi sekitar dua meter dan lebar lima meter. Panjang dinding benteng bagian Timur ke Barat adalah 300 meter, sedangkan pada bagian Utara ke Selatan adalah 100 meter. Adapun luas keseluruhan yang dibentengi  sekitar 3 hektare. Di setiap sudut benteng terdapat bastion yang berbentuk intan, di tengah dinding Utara dan Selatan terdapat proyeksi setengah lingkaran.

Awalnya Benteng Surosowan memiliki tiga pintu gerbang, yaitu pintu Utara, Timur, dan Selatan. Gerbang Timur dan Utara dibuat dalam bentuk lengkung, dimaksudkan untuk mencegah tembakan langsung pada portal bila pintu gerbang dibuka. Kedua gerbang dibuat dengan atap setengah silinder. Di luar benteng dibuat sungai buatan yang menyatu dengan Sungai Cibanten.

Bangunan sejarah ini mengalami beberapa kali penghancuran. Penghancuran pertama oleh Belanda pada masa kekuasaan Sultan Ageng Tirtayasa tahun 1680. Penghancuran kedua kalinya merupakan yang terparah terjadi pada tahun 1813. Ketika itu Gubernur Jenderal Belanda, Herman Daendels memerintahkan penghancuran keraton. Akhirnya keraton ditinggalkan para penghuninya. Hingga kini Keraton Surosowan hanya menyisakan puing-puing bangunan berupa benteng setinggi setengah meter hingga dua meter. (IG)*

Share this Post:

Berita Lainnya

E-Magazine Nusae