Pengelola Tahura Djuanda Mengajak Pengunjung Menjaga Kebersihan
JELAJAH NUSA - Sebagai destinasi wisata alam menarik di Bandung, Taman Hutan Raya Ir H Djuanda (Tahura Djuanda) banyak dikunjungi pelancong. Untuk keindahan dan kenyamanan bersama, Balai Pengelola terus mengimbau pengunjung yang datang untuk tetap menjaga kebersihan selama berada di lokasi.
"Sebagai kawasan konservasi, Tahura Djuanda ini punya daya tarik tersendiri. Kami mengajak kepada masyarakat dan pengunjung untuk menjaga kebersihan. Kita jaga bersama ekosistem yang ada di sini, salah satunya dengan tidak membuang sampah sembarangan," ajak Lianda Lubis, Kepala Balai Pengelolaan Tahura Djuanda, beberapa waktu lalu. Pihaknya mengaku seringkali menemukan sampah berserakan terutama sampah plastik bekas konsumsi pengunjung.
Memang, keeksotisan panorama dan keanekaragaman flora dan fauna yang terpelihara di seputar kawasan menjadikan magnet tersendiri bagi pengunjung. Mereka tak hanya datang dari Bandung, tetapi juga dari luar Bandung dan mancanegara. Pada tahun 2015, pengunjung yang datang sedikitnya mencapai 390 ribu orang dan terus meningkat tahun ini. Terlebih, setelah kawasan Tebing Keraton diresmikan beberapa bulan lalu.
Secara kewilayahan, Tahura di Bandung utara ini berada di tiga wilayah administratif yaitu Kota Bandung, Kabupaten Bandung, dan Kabupaten Bandung Barat. Terletak pada ketinggian antara 770 s.d. 1.330 meter di atas permukaan laut, Tahura Djuanda berhawa sejuk dengan kelembapan 70 hingga 90%. Hutan yang berfungsi sebagai paru-paru kota ini memiliki ribuan jenis tumbuhan dan pepohonan.
"Tahura Djuanda juga menyediakan sepeda untuk pengunjung. Di kawasan Tahura, kami juga mengajak masyarakat untuk mengurangi penggunaan kendaraan bermotor. Pengunjung bisa datang dengan menggunakan sepeda atau mungkin berjalan kaki," ujar Lianda.
Sebagai kawasan pelestarian alam, di Tahura seluas 526,98 hektar ini terdapat beragam jenis flora dari dalam dan luar negeri. Semua bisa ditemukan pada blok Koleksi Tanaman (arboretum) seluas 30 hektar. Saat ini, di blok tersebut terdapat 40 famili, 112 spesies dengan jumlah sekira 250 pohon. Aneka flora dari benua Amerika, Afrika dan Asia tumbuh berdampingan dengan flora dan fauna asli Indonesia. (IA)*