D'Lempis, Komunitas Lempar Pisau di Bandung
JELAJAH NUSA - Para pelempar pisau nampak berkonsentrasi, fokus, dan penuh perhitungan. Sebilah pisau tajam dilempar, terbang berputar, lalu menancap pada log kayu yang menjadi sasaran. Sejurus kemudian dua pisau lain dilempar ke target yang sama. Cleb"¦ cleb"¦!
Ya, pisau adalah sejenis benda tajam yang multifungsi. Salah dalam penggunaan, bisa membahayakan bahkan melukai siapa saja. Namun pisau yang notabene sebagai bentuk perlawanan, di tangan komunitas D'Lempar Pisau beralih fungsi menjadi bentuk persahabatan. Pisau tak lagi digunakan untuk berburu atau melukai orang. Di internal D'Lempis, nyatanya pisau terus dikembangkan sebagai media olah raga. Para pelempar pisau tetap mengedepankan kewaspadaan, beware of flying metal!
D'Lempis dirintis pada tahun 1988 di Kota Bandung. Di level Asia boleh dibilang sebagai klub lempar pisau pertama dan terbesar. Bahkan, tercatat sebagai klub pertama yang diakui International Knife Throwers Hall of Fame (Ikthof)-lembaga internasional yang mengapungkan lempar pisau sebagai olah raga.
Sang perintis, Ellen Ramlan (48), awalnya mencari sisi lain yang unik ketika masih kuliah di Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Teknologi Bandung. Kesukaannya beraktivitas di alam terbuka dan bertualang, lempar pisau menjadi pilihannya dalam mengisi luang di luar aktivitas kuliah. Meski peminatnya bertambah seiring waktu, aktivitas lempar pisau sempat terhenti oleh karena kesibukan para pegiatnya.
Setelah vakum cukup lama, tahun 2009 aktivitas hobi sekaligus olah raga tersebut kembali digiatkan. Sekarang, pegiat lempar pisau berkembang pesat. Tak kurang dari 400 pelempar pisau se-Indonesia yang terbagi di 14 chapter (kota/ kabupaten) resmi di bawah naungan D'Lempis yang berpusat di Kota Bandung. Mereka datang dari berbagai kalangan, tua-muda ataupun pria-wanita dengan syarat usia keanggotaan minimal 17 tahun.
Istilah "beware of flying metal" yang dicetuskan Scott Gracia-pelempar pisau asal Amerika Serikat, kini menjadi motto D'Lempis. Setiap pelempar harus waspada akan pisau yang dilempar, terutama yang tidak mengenai target.
Para pegiat D'Lempis di Bandung melakukan aktivitas latihan dua kali dalam sepekan, Rabu dan Sabtu. Sejak pukul 4 sore mereka memulai latihan hingga berakhir sekitar pukul 9 malam. Selain untuk menjalin silaturahmi dan olah raga, rupanya lempar pisau juga dapat meningkatkan kognitif (pengetahuan), afektif (kepekaan rasa atau feeling), dan psikomotorik. (IA)