DENIS Gebouw, Bangunan Berkontruksi Baja Pertama di Bandung
JELAJAH NUSA - Jika sempat melewat ke perpotongan antara Jalan Braga dan Jalan Naripan Kota Bandung, lihatlah, di sudut tersebut berdiri sebuah bangunan bermenara. Dulu, bangunan peninggalan masa kolonial itu masyhur dengan nama DENIS. Bukan hanya nampak anggun dan megah, gedung tercatat sebagai bangunan pertama di Bandung yang menggunakan konstruksi baja.
DENIS, De Eerste Nederlandsch-Indische Spaarkas en Hypotheekbank (Bank Tabungan dan Hipotik Hindia Belanda Pertama) dibangun tahun 1935-1936.
"Gedung DENIS adalah karya Aalbers dengan gaya arsitektur streamline art deco. Didesain luar biasa dengan ciri khas arsitekturnya berupa garis (nat) horizontal. Bentuk bangunan sudutnya melingkar mengikuti belokan jalan. Akan tetapi ada kejutan-kejutan baru yang didesain Aalbers, gedung DENIS lurus memanjang di bagian tengah tiba-tiba berhenti dan ada bangunan vertikal berupa menara," tutur Tubagus Adhi (36), Bagian Voluntir dan Keanggotaan Bandung Heritage.
Menurut pria yang juga berprofesi sebagai arsitek itu, Aalbers adalah arsitek modern dan terkenal dengan bangunan sudutnya, seperti gedung DENIS. Aalbers memang banyak merancang bangunan yang tidak terlalu besar.
Di Hindia Belanda, DENIS disebut sebagai karya perdana Aalbers dibantu Rijk Arijan de Waal. Hasil karya duo arsitek asal negeri kincir angin itu menambah nuansa dan gaya arsitektur bangunan di parijs van java era 1930-an.
Gedung terdiri dari dua sayap. Sayap kecil berdiri di Jalan Braga, sedangkan yang lebih besar memanjang di ruas Jalan Naripan. Nah, satu hal yang paling menonjol sebagai penanda eksklusif lainnya adalah menara berbentuk persegi dan menjulang. Menara terletak di sudut perpotongan bangunan, kira-kira tingginya sekitar 29 meter dari tanah.
DENIS Gebouw memiliki tiga lantai dengan pintu masuk utama yang menghadap ke barat, tepat di bawah menara. Di lantai dasar, pada awalnya terdapat galeri belanja dengan enam gerai berderet ke kiri. Jika dilihat dari luar, ruangan tersebut nampak jelas karena seluruh dindingnya menggunakan kaca.
Sebagai wujud implementasi studi Aalbers di daerah tropis, bangunan dilengkapi banyak jendela. Pun begitu dengan lubang-lubang angin sebagai ventilasi alami. Sementara unsur fasad horizontal di wajah gedung berfungsi sebagai tirai penahan sinar matahari.
"Beberapa perusahaan pernah menempati sebagian gedung ini, antara lain Eastern Travel Bureau (ETB) dan Restoran Merdeka sekitar tahun 1950-an," terang Adhi. Pada tahun 1960-an, Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat (kini bank bjb) mengambil alih gedung ini. Dari dulu hingga sekarang, gedung DENIS tetap difungsikan sebagai lembaga perbankan. (IA)