Lukisan dari Pelepah Pohon Pisang

img_0270-01JELAJAH NUSA - Berawal dari keinginan membuat sebuah lukisan yang berbeda daripada yang lain, Ade Mulyana, mencoba untuk membuat lukisan dari pelepah batang (gedebog) pisang.

Pak Moel, demikian sapaan akrabnya, ini memanfaatkan pelepah pisang sejak puluhan tahun lalu. Dituturkan kakek enam cucu ini, dirinya mulai menekuni melukis dengan pelepah pisang sejak masih lajang sekitar tahun 1969.

"Saya bukan lah seorang pelukis, tapi saya suka corat - coret dan menggambar. Saya ingin buat yang beda dengan pelukis lain dengan tidak menggunakan cat," ucap Pak Moel saat ditemui di Sanggar Saung Pompok Bodogol '69 yang juga rumahnya di Jalan Amir Mahmud Gang PGRI Nomor 185, Kelurahan Karang Mekar, Cimahi Tengah.

Pelepah pisang seringkali dianggap sampah oleh masyarakat, bahkan tak pernah dilirik sama sekali. Namun, bagi Pak Moel, pelepah pisang dianggap emas.

"Pelepah pisang kalo sama masyarakat tuh dianggap sampah, tapi kalo bagi saya emas," tutur Pak Moel.

Untuk membuat lukisan pelepah pisang, membutuhkan waktu yang tidak sebentar. Pak Moel menuturkan, butuh waktu hingga tujuh bulan untuk menyelesaikan lukisan berukuran 20x60 cm.

Prosesnya pun tidak mudah, Pelepah pisang disamak terlebih dahulu. Untuk gedebog yang masih muda dan berwarna hijau setelah dikelupas lapisan per lapisannya lalu dikukus selama satu jam menggunakan bahan-bahan pengawet seperti gambir, tembakau, daun sirih, kapur sirih, garam juga kayu manis.

"Setelah itu dikeringkan selama sepuluh hari, proses pengeringannya pun tidak dibawah sinar matahari langsung, melainkan hanya digantung dan diangin-angin kan saja," tambah Pak Moel.

Selanjutnya, bermodalkan lem dan alas yang terbuat dari hard board, Pak Moel menyobek-nyobek pelepah menjadi bagian-bagian kecil dan menempelkannya ke atas hard board.

Harga satu lukisan pelepah pisang berkisar antara Rp. 500.000,00 hingga Rp. 180.000.000,00. Tergantung ukuran dan kerumitan lukisan tersebut.

Peminatnya pun tak hanya dari dalam negeri saja, dari luar negeri pun banyak. Mulai dari, Malaysia dan China.

"Peminatnya sendiri kalo dari dalam negeri mulai dari Bali, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan Lombok," tambah Pak Moel.

Pak Moel berharap, ada generasi selanjutnya yang dapat meneruskan usahanya.

"Saya harap ada generasi-generasi muda yang dapat meneruskan lukisan pelepah pisang ini," pungkasnya.*** (Abd/Kont.JN)

Share this Post:

Berita Lainnya

E-Magazine Nusae