Jelajah Angklung Nusantara untuk Dunia
JELAJAH NUSA - Enam tahun lalu, tepatnya 16 November 2010, angklung ditetapkan United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) sebagai Representative List of the Intangible Cultural Heritage of Humanity" (Daftar Representatif Budaya Takbenda Warisan Manusia). Dengan begitu, keberadaan angklung tak lagi hanya milik Indonesia saja. Tetapi, instrumen musik tradisional ini sudah mengglobal, menjelajah nusantara untuk dunia.
Dikukuhkannya angklung sebagai warisan budaya dunia tentu saja menjadi sebuah kebanggaan bagi masyarakat Indonesia, terutama masyarakat Sunda. Betapa, sebagai bagian penting identitas budaya masyarakat di Jawa Barat dan Banten, angklung mengandung nilai-nilai dasar kerja sama, saling menghormati dan keharmonisan sosial.
"Masyarakat Jawa Barat harus menjadi yang terdepan dalam melestarikan angklung sebagai kebanggaan Jawa Barat. Angklung tak hanya menjadi budaya warisan takbenda Indonesia, tetapi juga dunia. Sejak enam tahun lalu sudah dikukuhkan UNESCO, ini adalah suatu kebanggaan," kata Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, saat menghadiri peringatan Angklung Day di Gedung Sate, Kota Bandung, Minggu (20/11/2016).
Eksistensi angklung yang semakin mendunia, juga dibuktikan dengan berbagai rekor fantastis. Salah satunya yang terus dimunculkan adalah dalam ranah pertunjukan secara massal. Tak hanya digemari dewasa, tetapi juga diminati kalangan remaja dan belia.
Agar angklung tetap lestari dan bersemi dari hari ke hari, pesan gubernur yang akrab disapa Aher itu, "Masyarakat Jawa Barat harus menjadi komando pelestarian angklung di seluruh dunia agar angklung tidak punah."
Dalam rangka memperingati Angklung Day yang jatuh 16 November, digelar pertunjukan Jelajah Angklung Nusantara. Beberapa lagu dimainkan mulai lagu daerah hingga lagu pop. Seperti lagu dari tatar Sunda berjudul Toka©cang, dari Papua Yamko Rambe Yamko, lagu bergenre Arab Habibi Ya Nurul Aini hingga lagu pop barat yang dimasyhurkan Jessie J, Flashlight.
Sementara pertunjukan dan harmoni nada angklung dimainkan sebanyak 6.000 peserta secara medley. Mereka adalah pelajar dari 135 sekolah di Jawa Barat, DKI Jakarta, Banten dan mahasiswa dari dalam dan luar negeri. Harmoni pertunjukan angklung secara massal dipandu beberapa konduktor di atas podium. Salah satu lagu yang dimainkan berjudul Perahu Layar berirama dangdut. Dimainkan demikian apik penuh riang sembari bergoyang. *** (IA)